“Saat kau berjalan teramat jauh, dan
menyadari ada sesuatu yang tertinggal..
sesuatu, sesuatu yang merupakan bekal terpenting masa depanmu..
Jelas selalu ada waktu untuk kembali
tapi berapa waktu lagi yang habis, dan ceritakan padaku bagaimana caranya..
sungguh aku ingin mengetahuinya”
*sebuah catatan tentang rindu di Manis
sesuatu, sesuatu yang merupakan bekal terpenting masa depanmu..
Jelas selalu ada waktu untuk kembali
tapi berapa waktu lagi yang habis, dan ceritakan padaku bagaimana caranya..
sungguh aku ingin mengetahuinya”
*sebuah catatan tentang rindu di Manis
Masih terpaku menatap jam dinding, sedikit kaku
ketika kembali mengarahkan mata ke laptop. Aku bingung, bingung, yang ada hanya
tatapan kosong dan hati yang kebas. Aku membenci, membenci semua ini, semua yang
dapat menerbangkan fikiranku, hanya ada anggan kosong yang akan hilang terbawa
angin. Aku menyesal, menyesal hal ini datang lagi. sekali lagi Tuhan menyapaku
lembut, tentang sebuah rasa..rasa yg jelas lagi-lagi membuat aku membanjiri
pipiku, mengaburkan titik fokus hidupku. Aku memahami ini sebagai suatu euforia
saja, seperti hujan yang akan berhenti, datangnya memang gerombolan dan
terkadang mengejutkan, tapi perginyapun tak dapat diperkirakan, aku harap ia
segera reda. Aku terus berharap.
0 komentar:
Posting Komentar