"Tentang Diri" - Aku adalah pelangi yang harus melalui hujan terlebih dahulu. . .

Catatan Mimpiku, Saksikanlah..!





Dengan menyebut nama Yang Maha Mendengar..


"Guru saya selalu mengajarkan untuk selalu menyampaikan apa yang kita mimpikan. Kau tahu, dari beberapa mimpi-mimpiku terjawab. Karena aku yakin, saat aku membisikan kepadamu tentang mimpiku, dalam diam engkau mengamini, mengomandoi, malaikat serta semesta alam untuk meminta Allah Yang Maha Mendengar menjawab mimpi-mimpiku"





Praktisi ekonomi ( apapun,ga mau jadi ekonom)
Ini cita-citaku yang paling gokil, kurang pas juga jika saya mencantumkannya di sini,, (kayanya temen-temen perlu baca tulisanku tentang”aku engga mau jadi ekonom”), tapi jangan pandang ini sebagai cita-cita yang sekalian nyebur dan basah, anggap saja dulu pemikiran saya masih sempit, saat ini saya mulai terbuka, memahami bahwa ekonomi adalah salah satu jendela dunia, memahaminya artinya saya juga memahami jalan hidup, karena ekonomi merupakan pelajaran tentang pilihan bukan, maka mempelajarinya adalah menjalani hidup.


Hafizhah (mimpi terberat saya..)
Berawal dari miris mengetahui bahwa apa yang pernah dihafal tak mudah untuk diingat kembali, dan diinspirasi oleh teman sekamar saya saat di pondok dulu, saat Allah benar-benar membuktikan janji atas segala pertolongan-Nya kepada hamba-Nya yang menolong agama-Nya, karena kami (baca: saya) menjadi saksi dari kemudahan dan keberkahan yang ada dalam hidup sahabat saya yang penjaga Al-Qur’an. Tanpa membelokkan niat untuk mendapat ridha Allah, saya ingin sekali langkah saya dalam menjadi director of economics change dipermudah dengan hafalan yang juga saya amalkan, maka menurut saya menjadi ekonom dan hafizhah adalah cita-cita yang satu paket. Hal  ini merupakan hal terberat bagi saya, karena menghafal Al-Qur’an butuh konsistensi(keistiqomahan), sengaja saya mencantumkan ini di sini, moga teman-taman pembaca yang dirahmati Allah, yang do’a selalu dijawab Allah, tentu akan menambah daftar pengaamiin cita-cita saya ini...*terima kasih ^^





Author (fiksi dan non-fiksi)
 Aku bukanlah orang yang mudah mengungkapkan apa yang aku rasakan, bermula dari rasa kesal saya pada teman yang hobbi seenaknya memberi statement pada suatu kejadian,  padahal menurut saya tak selalu statementnya, maka saya berusaha mengajak pembaca melihat sudut lain ruang dalam hidup kita, yah, berbagi pendapat, menciptakan paradigma, menstimulus energi positiflah yang mendorong saya untuk menulis, terlebih pengalaman menarik yang sayang untuk dilewatkan, maka kawan, saksikanlah kau akan melihat namaku tepampang pada sebuah cover buku...



 LSM Rumah anak jalanan
Perjalanan organisasi dalam Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) selalu mejadi pijakan yang nyaman bagi saya dalam bermimpi, melukis harapan-harapa saya. Berangkat dari perjalanan pulang dari silaturahim bersama teman-teman diskusi ekonomi Islam, saya yang bertemu para saudara kita yang kurang beruntung dijalan, keadaan mereka menampar hari saya sebagai orang yang selalu mengakui sebagai ekonom robbani yang merupakan solusi dari semerautnya ekonomi dunia...”harus ada langkah real, butuh aksi tidak hanya teori”, itu yang mendorong saya.


Fotografer
Add caption
 Iseng mengikuti aplikasi di facebook, atas undangan teman saya untuk menebak “10 tahun lagi kamu mau jadi apa”, kau tahu saya merasa sangat aneh sebagai penderita minus 5 plus silender 4 mendapati jawabannya adalah fotografer, sontak teman saya tertawa, entar fotonya miring semua, tapi justru hal itu malah menantang nyali saya untuk menuliskannya sebagai salah satu list mimpi saya, hal ini semakin kuat saat saya diminta memilah foto yang akan dikirimkan oleh teman saya dalam lomba yang akan diikutinya, kau tahu saudaraku itu mendapat juara berapa?s s-a-t-u, walau engga boleh cukup puas, setidaknya bisa mendorong energi positif dalam hidup saya.




Keliling indonesia dan dunia
Wah, dulu waktu SMP (baca:MTs) saya pernah bilang sama ummi, pengen naik pesawat tapi gratis..saya tertarik sama Indonesia yang punya banyak warna, terdorong untuk mengetahui keindahan warna itu saya pernah berdo’a suatu saat saya akan keliling Indonesia gratis, alhamdulillah dari jajaran nama pulau yang ingin saya kunjungi Kalimantan(Banjar); Sumatera(Riau); Jateng(Jogja)--dua terdepan karena saya dapet kesempatan buat menjadi delegasi kampus dalam TEMILNAS--merupakan saksi mimpi saya ini. Target saya sebelum selesai S1 saya harus pernah ke Nusa Tenggara, Sulawesi dan Papua (do’ain yah, atau ada yang mau ngongkosin juga boleh)
Nah selesai S1 baru keluar negri (sebelum S1 juga boleh sih), ke Islamad, Arab Saudi, Jepang, Israel,UK, Afrika(madagaskar), Siangapur.


Perpustakaan/Rumah Baca
Hm, sedikit sulit menyampaikan alasan kenapa saya pingin punya perpus. Berawal dari ummi yang lumayan ngajarin saya buat ‘perhitungan’ sama barang yang harus dibeli, pertimbangan kegunaan barang dan “Nantinya mubazir engga?”biasanya itu pertanyaan ummi jika saya merengek membeli ‘novel’, takut kalau akhirnya buku itu hanya jadi ‘bungkus cabe’(hehe), berbeda dengan ayah yang hobbi memburu buku, bagii ayah semua buku bagus di zamannya harus dibeli dan disimpan rapi. Nah, hobbi ayah yang ini diwariskan ayah pada saya dan kakak pertama saya.
Melalui kakak pertama sayalah akhirnya saya punya tumpukan bacaan, pernah sedikit menyesal karena tamat membaca buku-buku itu tertumpuk begitu saja, dari sana saya mulai berfikir untuk lebih selektif membeli buku terutama novel, memutar-mutar otak kembali agar buku-buku tidak menjadi seonggok calon bungkus cabe..saya berinisiatif untuk meminjamkan kepada teman-teman di rumah...puas rasanya kalau temen saya bisa merasakan serunya buku yangs aya baca..Alhamdulillah sekarang baru satu rak buku sih, saya yakin suatu saat saya akan punya rumah baca atau perpus. (biar ummi engga marah-marah lagi kalau bukunya tamat dibaca ^^)


Tiffany Publishing House
Saya penegn punya andil dalam menyebarkan ilmu (bahasa kerennya dakwah bil qolam, hee). Kebayang dong, kalau berjuta-juta eksemplar yang bisa dicetak sama rumah penerbitan saya..


Rumah Coklat
 “I like chocolate veri much”, makanan manis yang katanya bisa ngerusak gigi ini banyak kelebihannya loh, terinspirasi dari film Carlie and The Chocolate nya Willi Wongka. Diperkuat saat mendengar mata kuliah Masalah dan Kebijakan Ekonomi bahwa sejarah Indonesia mencatat bahwa dahulu, Indonesia pernah ditolong oleh kekayaan coklat loh...


Mahasiswa teladan (matrikulasi)
Nah, ini mimpi saya yang udah saya coret dari daftar mimpi saya, bukan karena saya hopeless, tapi alhamdulillah ini sudah terkabul...percaya engga percaya saya pernah diketawain sama temen saya, karena di asrama dulu saya temasuk anak yang “agak nakal”, pernah kabur dari asrama buat naik gunung, padahal satu minggu lagi UAS, pernah dimarahin pembina asrama karena nekat ngadain acara yang terlalu engga rasional (tapi jadi juga), pernah loncat jendela karena kelaperan pergi ke warung depan asrama, dan yang terfatal adalah di hari terakhir asrama saya baru sadar kalau saya engga pernah mengikuti prosedur setiap izin pulang ke rumah...sampai detik ini setiap ngeliat plakatnya saya nyengir dan geleng-geleng kepala sendiri, engga habis fikir apa indikatornya yah..



Area outbond
Yang ini pasti bikin dahi temen-temen berkerut. Hm, waktu di pesantren dulu saya koor. Kepanduan (pramuka, paskibra, PMR, pecinta alam lengkap di dalamnya), hampir setiap bulan kami mengadakan camping yang menuntut ada outbond di akhir acara, banyak tantangan dalam menyelenggarakan acara yang berfungsi sebagai finishing touch ini, perjuangan meminjam peralatan outbond ke kepanduan ikhwan, belum lagi kalau di sekitar area camping tempatnya kurang mendukung, biaya yang ga kecil tentunya, maka saya bermimpi punya tempat outbond sendiri...


All Islamic public service
Saya selalu ingat petuah Bapak kami yang selalu menginspirasi—Pak Syafi’i—Islam itu harus gemilang, berkilau, luar biasa, kita harus bisa menunjukan bahwa islam itu engga seperti yang dibayangkan orang-orang kotor, miskin, kumuh, pokoknya segala yang menyedihkan, dari sana saya berazzam pengen banget punya salon, kolam berenang, butik, swalayan, apapun public service yang bisa menyugukan keindahan Islam di dalamnya


BMT
Ini terinspirasi dari masyarakat di desaku. Dengan tipikal manusia yang maden, alias engga suka merantau, pemandangan di desaku tambah carut marut. Berawal dari kedatangan seorang ibu ke rumahku untuk meminjam uang untuk ongkos anaknya bekerja esok hari, miris sekali rasanya, bikin mata pedih kaya lagi ngiris bawang. Desaku loh, aku yang suka banget gembor2 ekonomi Islam, pemberantasan kemiskinan. Apalagi di desa lagi heboh banget sama koperasi dengan inisial LB, tambah deh aku pengen ngenalin ekonomi Islam melalui lembaga keuangan yang mikro ini, BMT, semoga bisa memakmurkan desaku, bagian kecil dari Indonesia. ^^

0 komentar:



Posting Komentar


Dapatkan kiriman artikel terbaru
dari blog Tiffany langsung ke email Kamu.!!!

[tutup]