Luar Biasa,
untuk kunjungan tokoh yang kedua kalinya ini, Srikandi
mencoba menggali ilmu dari salah satu pengurus Perempuan Ekonomi Syariah. Sosok
kali ini tidak kalah luar biasanya dari sosok yang telah kami temui dikunjungan
pertama Ibu Munifah Ketua perempuan Ekonomi Syariah. Ibu Dra. Sri Widyastuti,
MM., MSi adalah wakil dekan bagian akademik Universitas Pancasila. Selain itu,
beliau juga penguurus Ikatan Ahli Ekonomi Islam bagian penelitian Perbankan
Syariah. Dengan segudang kesibukannya ini, ibu dari tiga anak ini sangat piawai
mengatur waktunya, ini juga yang menjadi latar belakang srikandi mengunjungi
beliau. Dengan kesuksesannya sebagai akademisi, beliau juga sukses mendidik
anak-anaknya, terbukti ketiga anaknya berhasil masuk PTN favorit, anak pertamanya
sudah lulus di Kedokteran Universitas Indonesia, anak keduanya mengambil
jurusan arsitektur di UNIBRAW, dan tidak kalah anak ketiganya kini masuk
jurursan teknik ITS.
Beliau lahir dan besar di Yogyakarta. Setelah lulus kuliah di
UII (Universitas Islam Indonesia) jurusan Ekonomi, setelah menikah beliau kemudian
Hijrah ke Jakarta bersama suami. Sebelum menjadi dosen di Universitas Pancasila
beliau bekerja sebagai pegawai swasta, beliau menceritakan bagaimana sulitnya
menjadi melaksanakan tugas sebagai ibu dengan jam kerja yang tetap setiap
harinya, menjadi makhluk yang tidak pernah melihat matahari ujarnya. Beliau
mengajarkan kami tentang bagaimana pentingnya menjadi seorang ibu, beliau rela
membawa anaknya saat mengajar, menggendong anaknya selama mengajar tentu bukan
perkara mudah. “Wanita itu cuma punya tangan dua yah, tapi kita lebih kuat dari
itu sebenarnya loh” Begitu ujar Ibu yang saat ini sedang menyelesaikan
disertasinya di UNPAD.
Saat srikandi menceritakan terkait program Syair Ekonomi
Islam ke majelis ta’lim. Beliau sangat mendukung, beliau juga membagi
pengalamannya mengisi majelis arisan yang diasupi dengan oase keilmuan. Beliau
dan Ibu Neno Warisman bekerjasama mengisi majelis tersebut agar sebagai ibu
yang menjadi manajer keuangan serta madrasah pertama ini memiliki wawasan yang
luas dan tetap menjaga syariat dalam perannya yang luar biasa. Satu kalimat
beliau yang harus ditanam dalam-dalam oleh para kader srikandi “Jika
wanita sudah teredukasi, maka Ekonomi Islam akan jaya. Karena pemegang peran
penting dalam Rumah Tangga adalah Perempuan.” (Semakin semangat
memperdalam keilmuan di kelas, kajian KSEI, serta dari sharing bersama
tokoh tentunya). Ibu yang akrab dipanggil Ibu Widi ini sering memasukkan
nilai-nilai ekonomi Islam dalam ceramah singkat saat arisan, tentang mengatur
keuangan, kewajiban pencatatan, transaksi yang mendzolimi meski kecil, serta
selektif memilih bank untuk menabung.
Selain menceritakan pengalaman beliau sebagai seorang ibu,
beliau juga menceritakan tentang kesulitan dakwah saat beliau berorganisasi
dulu. Mendengar cerita betapa sulitnya perjuangan di jalan dakwah pada masa
itu, maka betapa bersyukurnya kita dan beruntung karena jalan dakwah saat ini
sudah ada di depan mata tinggal bagaimana kita menyikapi, merespon, serta melanjutkan
perjuangan tersebut. Sesukar apapun halangan dan rintangan yang saat ini kita
hadapi itu tak seberapa jika dibandingkan dengan pemula serta
pendahulu-pendahulu kita. Mari melangkah bersama serta berpegangan tangan
saling menguatkan satu sama lain meneruskan estafet dakwah ini karena kita
adalah satu kesatuan. Jika bukan di tangan kita, maka dimana lagi Ekonomi Islam
ini akan jaya.
Pembicaraan yang sangat memotivasi itu ditutup dengan pesan
dari Beliau untuk kader srikandi yaitu “Yang namanya tujuan itu tercapai
tidaknya tergantung kita. Dan jangan lupa bahwa kita selalu bersama ALLAH.
Tetap saling menguatkan dan mengarahkan ke tujuan itu agar tercapai dan
terwujud. Jika kita Konsisten, maka kita mampu mewarnai tanpa menghilangkan unsur
gender. Masing-masing kita mempunyai kemampuan dan masing-masing kita mempunyai
program serta kegiatan. Selama kita mencapai tujuan, jangan lupa kita punya
ALLAH.”
sebagai seorang wanita
mempersiapkan penguatan pondasi syariat, kapasitas keilmuan, keterampilan serta bekal lainya yang akan menjadi penunjang madrasah pertama adalah mutlak adanya
karena berawal dari sentuhan lembut seorang ibu, akan tumbuh tunas-tunas yang akan merindangkan peradaban yang mencemerlangkan sejarah dengan kontribusinya..
mempersiapkan penguatan pondasi syariat, kapasitas keilmuan, keterampilan serta bekal lainya yang akan menjadi penunjang madrasah pertama adalah mutlak adanya
karena berawal dari sentuhan lembut seorang ibu, akan tumbuh tunas-tunas yang akan merindangkan peradaban yang mencemerlangkan sejarah dengan kontribusinya..
0 komentar:
Posting Komentar